Menurutnya, penduduk Kota Saranjana adalah manusia biasa, namun memiliki ciri khas unik di wajah mereka – tidak adanya lekukan di atas bibir atau filtrum.
Nenek Saniah mengungkapkan bahwa sejak berusia 15 tahun, ia sering mengalami mimpi di mana ia dijemput oleh seorang pria yang mengaku sebagai Raja Kota Saranjana.

Dalam mimpi tersebut, ia dibawa menjelajahi kota yang tak kasat mata, menyaksikan keindahan dan keunikan penduduknya.
Kisah Nenek Saniah menambahkan dimensi baru pada cerita-cerita misterius yang telah lama beredar mengenai Kota Saranjana, memberikan wawasan lebih dalam tentang kota gaib yang telah menjadi bagian dari folklore lokal di Kalimantan Selatan. (*)