Hendri, yang lahir di Jakarta pada 24 Januari 1997 dan kini berusia 26 tahun, menyelesaikan studinya di jurusan Teknik Informatika dengan predikat cumlaude. Namun, di luar prestasi akademisnya, Hendri justru menjadi beban bagi keluarganya karena perbuatannya.
Baca Juga: Jejak Alif Teega: Influencer Malaysia Nikah Lagi saat Istri Hamil Anak Ketiga
Kapolres Tapteng, AKBP Basa Emden Banjarnahor, mengungkapkan bahwa Hendri menarik korban dengan iming-iming bermain game di handphone sebelum melakukan tindakannya. Kejadian ini mulai terungkap pada November 2023, ketika salah satu korban melaporkan rasa sakit yang dialaminya kepada orang tuanya.
Sementara Hendri, yang sebelumnya aktif dalam organisasi kampus dan memiliki pengalaman kerja di berbagai tempat, kini tidak memiliki pekerjaan tetap. Keadaan ini memperlihatkan kontras yang mencolok antara masa lalu yang penuh prestasi dengan kehidupan saat ini yang penuh dengan kontroversi.
Baca Juga: Tandai Mukanya! Hendri Cahaya Putra Jadi Buronan, Korbannya 30 Anak Laki-laki di Tapteng!
Kasus ini telah menimbulkan kegemparan di masyarakat, khususnya di Tapanuli Tengah, dan menjadi perhatian serius dari pihak berwenang. Polisi kini gencar melakukan pencarian terhadap Hendri yang melarikan diri.
Profil Hendri yang sempat dipamerkan sebagai mahasiswa berprestasi kini menjadi bayang-bayang kelam yang menghantui keluarganya. Mereka yang dulu bangga dengan pencapaiannya, kini harus menanggung malu dan beban psikologis karena perbuatan Hendri.
Para korban, yang kebanyakan adalah anak-anak di bawah umur, mengalami trauma mendalam akibat perbuatan Hendri. Mereka yang seharusnya merasa aman di lingkungan mereka, kini harus berjuang untuk pulih dari luka batin yang dialami. (*)