Acara pembukaan MUSTIKA dihadiri oleh tokoh penting dari berbagai sektor, termasuk Arifin Nainggolan dari Kaban Kesbang Linmas Pemkab Simalungun, Frans Novendy Saragih dari MPI Simalungun, dan Erianson Saragih dari BNNK Simalungun. Kehadiran mereka menandakan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga pemberantasan narkoba dalam upaya ini.
MUSTIKA tidak hanya sebagai sarana edukasi, tetapi juga platform untuk mengembangkan bakat dan kreativitas pelajar dalam seni musik. Program ini diharapkan dapat memberikan alternatif positif bagi kegiatan ekstrakurikuler pelajar, sekaligus menjadi kanal untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang gaya hidup sehat dan bebas narkoba.
Dengan MUSTIKA, Kapolres Simalungun berharap untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai risiko dan dampak negatif narkoba. Program ini dianggap sebagai salah satu langkah konkret dalam memerangi penyalahgunaan narkoba dan mempromosikan gaya hidup sehat.
Baca Juga: Jeka Saragih Menjadi Petarung Indonesia Pertama yang Menang dalam Debut UFC
Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memerangi narkoba di kalangan muda. Melalui sinergi antara seni, pendidikan, dan kepolisian, MUSTIKA menawarkan sebuah model perjuangan anti narkoba yang kreatif dan inklusif, memastikan bahwa pesan penting tentang bahaya narkoba tersampaikan dengan efektif kepada generasi penerus bangsa.
Seiring dengan peluncuran MUSTIKA, diharapkan bahwa kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam memerangi narkoba akan meningkat. Inisiatif ini mencerminkan komitmen dan upaya berkelanjutan dari Kepolisian Simalungun dan stakeholders terkait untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi muda, bebas dari pengaruh buruk narkoba. (*)