Semakin malam, aksi mereka semakin beringas dengan melempari rumah-rumah warga.
Santoso (65), warga yang rumahnya menjadi sasaran pelemparan, sangat menyesalkan kejadian tersebut dan berharap ada tindakan tegas dari aparat kepolisian.
“Kami tidak bersalah, namun rumah kami tetap jadi sasaran pelemparan,” tuturnya.
Patroli Warga
Untuk mencegah serangan susulan, warga Gang Air Bersih mengadakan ronda dan berjaga di wilayah mereka.
Mereka bahkan menutup akses keluar masuk jalan dengan menggunakan portal seadanya untuk mencegah orang luar masuk ke kawasan tersebut.
Namun, meski sudah melakukan upaya tersebut, warga tetap berharap pihak kepolisian dapat segera mengambil tindakan tegas.
Penangkapan 3 Pelaku
Dalam perkembangan terbaru, Polsek Siantar Timur berhasil mengamankan tiga remaja yang diduga terlibat dalam aksi tawuran di Jalan Ahmad Yani, Simpang Rambung Merah, pada Jumat (24/05/2024) pukul 04.00 WIB.
Kapolsek Siantar Timur Iptu Jhon Harno Purba menyebutkan bahwa ketiga remaja tersebut adalah DN (17), JFAS (16), dan WMFS (17).
Mereka mengaku bergabung dalam kelompok Simple Life dan berencana melakukan tawuran dengan kelompok Kode Opung Family yang bergabung dengan Lenong.

Barang Bukti dan Rencana Tawuran
Polisi juga menyita barang bukti berupa satu unit handphone merk Vivo Y15 S milik WMFS.
Ketiga remaja ini mengaku berkomunikasi melalui media sosial Instagram dengan akun Simple Life.
Mereka memiliki kode panggilan khusus “Penyakit” untuk menggantikan kata “Polisi” dalam komunikasi mereka.
Harapan Warga
Warga Pematangsiantar berharap agar pihak kepolisian segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi aksi kriminal ini.
Keamanan dan ketentraman warga menjadi prioritas utama agar tidak ada lagi yang merasa terancam oleh tindakan kriminal semacam ini.
Mereka berharap situasi di Pematangsiantar dapat segera kembali normal tanpa adanya gangguan dari kelompok-kelompok gangster tersebut.
Keberadaan kelompok gangster seperti Simple Life Pematangsiantar dan sekutunya telah membuat Kota Pematangsiantar dalam kondisi darurat.
Aksi brutal mereka tidak hanya merusak properti warga, tetapi juga menimbulkan rasa tidak aman.
Diharapkan pihak kepolisian segera bertindak untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban di kota ini.
Warga, sementara itu, terus berjaga-jaga untuk melindungi diri dan lingkungan mereka dari ancaman kelompok gangster ini. (*)