Namun, pemerhati dan pengikut kasus ini dengan cepat merespons, dengan banyak yang menuding Edi melakukan “keceplosan” dalam pernyataannya. Dalam sebuah wawancara berikutnya, Edi mencoba meredakan spekulasi dengan menyatakan bahwa dia hanya berspekulasi mengenai botol dan kandungannya.
Sebagai tambahan, Edi mengklaim bahwa dia memiliki kemampuan untuk menebak dengan tepat. Menurutnya, dia pernah dengan benar menebak jumlah racun dalam kopi sianida yang mematikan Wayan Mirna Salihin. “Eh, biasa insting saya jarang meleset ya. Ini bukan dukun, tapi saya tebak aja,” ungkap Edi, mencoba menjelaskan intuisinya.
Klaim dan pernyataan dari Edi Darmawan Salihin memberikan dimensi baru dalam kasus kopi sianida yang telah lama berlarut. Meskipun belum ada bukti konkret yang menghubungkan Edi dengan kasus tersebut, pengakuannya, meskipun segera ditarik kembali, telah menambahkan lapisan misteri tambahan dalam narasi yang sudah rumit. (*)