Mengapa Elit Lama Harus ‘Mati’
Kita tidak bisa membangun masa depan dengan pondasi busuk. Jika struktur sosial-politik kita tetap dikendalikan oleh elit yang korup, maka semua upaya reformasi hanya akan menjadi kosmetik.
Kemajuan butuh fondasi baru: elit baru yang lahir dari meritokrasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Jika elit lama tidak disingkirkan—baik melalui pemilu bersih, reformasi birokrasi, maupun gerakan sosial—maka mereka akan terus menghambat perubahan demi menjaga kepentingan pribadi dan kelompok.
Regenerasi Elit
Regenerasi elit harus didorong dengan membangun sistem politik dan pendidikan yang menjunjung meritokrasi, bukan koneksi.
Partai politik harus direformasi agar tidak menjadi sarang pencari rente. Aparatur negara harus dibersihkan melalui sistem pengawasan yang ketat dan teknologi transparan.
Selain itu, dibutuhkan revolusi kultural: masyarakat harus berhenti memaklumi pungli, menormalisasi korupsi kecil, atau mengidolakan penguasa yang otoriter. Perubahan sejati dimulai dari bawah, tapi harus dipastikan tidak terhambat dari atas.
Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi negara maju: sumber daya alam, jumlah penduduk produktif, dan posisi strategis.
Namun, semua potensi itu akan sia-sia jika dikendalikan oleh elit yang mewarisi masa lalu yang kelam.
Untuk itu, jika Indonesia ingin maju, elit lama—beserta budaya dan jaringan korupnya—harus ‘mati’ dulu. (*)