Waktu itu, Jeka adalah seorang anak kos yang tinggal jauh dari orang tua. “Saat itu, saya tinggal kos, karena situasi dari sekolah ke kampung. Memang cukup dekat sih, sekitar 13 km, tapi jalannya rusak parah. Nah, itulah sebabnya saya memutuskan untuk belajar bela diri, agar saya dapat melindungi adik-adik saya dari pemalakan yang sama,” tambahnya.
“Ketika saya masih SMP, saya sering dipalak oleh teman-teman yang lebih tua. Mereka meminta saya membeli rokok, dan itu adalah pengalaman yang paling saya ingat. Itulah mengapa sampai sekarang, saya sangat tidak suka melihat anak-anak dari kampung saya diperlakukan dengan kasar,” kenangnya.
Awal Mula Terjun ke Dunia MMA
Pada tahun 2015, Jeka Saragih memutuskan untuk bergabung dengan Batam Fighter Club (BFC) yang diasuh oleh pelatih Yakop Sutjipto. Sebelumnya, ia adalah seorang atlet wushu.
“Jeka bergabung dengan kami pada tahun 2015. Awalnya, dia adalah anggota berbayar kami selama setahun,” kata Yakop saat ditemui di Camp BFC.
Seiring berjalannya waktu, Yakop melihat potensi dan kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh Jeka Saragih. “Ketika dia berlatih, saya melihat bahwa dia memiliki bakat alami dan kemampuan yang istimewa. Dia kemudian memutuskan untuk bergabung dengan kami sebagai atlet. Pada saat itu, saya sedang aktif di dunia MMA dan saya memperkenalkan cabang olahraga ini kepada Jeka, yang sebelumnya adalah seorang atlet wushu,” jelasnya.
Menurut Yakop, Jeka Saragih adalah seorang atlet yang sangat tekun dalam berlatih. Keterampilannya dalam tendangan, khususnya tendangan kaki, membuatnya istimewa.
“Dia sangat rajin dan disiplin dalam latihan. Salah satu keistimewaannya adalah tendangan kaki. Saya memberinya julukan ‘Tendangan Maut’. Meskipun dia masih muda dan belum terlalu pandai berbicara, dia menjadi atlet pertama di BFC Batam yang mampu merobek samsak latihan kami dengan tendangan tersebut,” ungkap Yakop.
Pengalaman Bekerja di Industri Minyak dan Gas
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Jeka Saragih pindah ke Batam dan bekerja di PT SMOE, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas. Ia bekerja di perusahaan tersebut selama kurang lebih satu tahun.
“Jeka pertama kali bekerja di PT SMOE pada tanggal 29 Juni 2015 hingga 30 Juni 2016. Pada saat itu, PT SMOE sedang mengerjakan proyek dari Bechtel Corporation. Jeka bekerja di bagian sandblast dan pengecatan,” kata Basuki Rahmat, Senior Supervisor Internal Yard Management PT SMOE.
Selama bekerja di PT SMOE, Jeka Saragih dikenal sebagai karyawan yang berkelakuan baik dan tidak pernah mendapatkan peringatan dari perusahaan.
Baca Juga: Jeka Saragih Menjadi Petarung Indonesia Pertama yang Menang dalam Debut UFC
“Data perusahaan menunjukkan bahwa Jeka tidak pernah memiliki catatan perilaku yang buruk dan tidak pernah menerima peringatan dari perusahaan. Meskipun dia seorang petarung, dia tetap menjaga perilakunya dengan baik selama bekerja di perusahaan. Meskipun kami tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, saat ini dia telah menjadi petarung ulung,” jelas Basuki Rahmat.
Kisah hidup inspiratif Jeka Saragih, dari masa-masa sulit sebagai korban pemalakan hingga meraih kesuksesan di dunia MMA, menjadi bukti bahwa dengan tekad dan usaha keras, seseorang dapat mencapai impian mereka. Jeka Saragih kini menjadi salah satu bintang terang dalam dunia MMA, dan ceritanya dapat menginspirasi banyak orang untuk mengatasi rintangan dalam hidup mereka dan meraih kesuksesan. (*)