4. Alternatif Investasi yang Lebih Menguntungkan
Banyak instrumen investasi menawarkan risiko lebih rendah atau potensi keuntungan lebih tinggi dibandingkan emas.
Berikut beberapa alternatif yang layak dipertimbangkan:
a. Obligasi Negara (Surat Utang Negara/SUN)
Obligasi pemerintah memberikan bunga tetap (kupon) dan dijamin oleh negara.
Di Indonesia, SUN ritel seperti ORI atau SBR menawarkan imbal hasil sekitar 5–7% per tahun, lebih tinggi dari rata-rata kenaikan harga emas jangka panjang (4–5% per tahun).
Selain itu, SUN likuid dan bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
b. Reksa Dana atau Saham Blue-Chip
Investasi di pasar saham, terutama perusahaan blue-chip (seperti bank BUMN atau emiten konsumer), bisa memberikan capital gain dan dividen.
Meski berisiko lebih tinggi, diversifikasi portofolio dan investasi jangka panjang (5–10 tahun) mampu mengurangi volatilitas.
Indeks saham S&P 500, misalnya, memberikan rata-rata return 10% per tahun dalam 30 tahun terakhir, mengalahkan emas.
c. Deposito Berjangka
Deposito cocok untuk investor konservatif yang ingin menghindari risiko.
Meski bunganya lebih rendah (3–5% per tahun), deposito dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) hingga Rp2 miliar per bank.
d. Properti
Properti tetap menjadi investasi tangible yang bisa menghasilkan pendapatan sewa dan apresiasi nilai.
Meski membutuhkan modal besar, properti di lokasi strategis cenderung stabil dan tahan inflasi.
e. Cryptocurrency (Untuk Investor Berisiko Tinggi)
Aset digital seperti Bitcoin sering disebut “emas digital” karena jumlahnya terbatas.
Namun, volatilitasnya sangat tinggi, sehingga hanya cocok untuk investor yang memahami risikonya.
5. Kapan Emas Masih Layak Dipertimbangkan?
Emas tetap memiliki peran dalam diversifikasi portofolio, terutama sebagai lindung nilai saat inflasi tinggi atau krisis ekonomi.
Namun, porsinya sebaiknya tidak lebih dari 5–10% dari total aset. Beberapa tips berinvestasi emas:
- Pilih bentuk yang likuid (batangan atau emas ANTAM).
- Hindari emas perhiasan karena mengandung biaya pembuatan (margin) tinggi.
- Pertimbangkan emas digital (melalui platform seperti eMas atau aplikasi fintech) untuk menghindari biaya penyimpanan.
Emas bukanlah solusi ajaib untuk semua situasi investasi.
Meski memiliki reputasi sebagai aset aman, volatilitas harga, biaya tambahan, dan ketergantungan pada faktor eksternal membuatnya tidak selalu optimal.
Investor sebaiknya membangun portofolio yang terdiversifikasi, menggabungkan emas dengan instrumen lain seperti saham, obligasi, atau properti sesuai profil risiko dan tujuan finansial.
Sebelum memutuskan berinvestasi, lakukan riset mendalam dan konsultasikan dengan ahli keuangan.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan setiap instrumen, Anda bisa mengambil keputusan yang lebih cerdas dan minim penyesalan.
Disclaimer:
Informasi dalam artikel ini disajikan untuk tujuan edukasi dan informasi umum semata. Konten tidak dimaksudkan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli/menjual instrumen investasi tertentu. Setiap keputusan investasi merupakan tanggung jawab pribadi investor dan harus disesuaikan dengan tujuan finansial, profil risiko, serta kondisi keuangan masing-masing individu.