Barak ID
Minggu, 19 Oktober 2025
  • Indeks
  • News
    • Berita
      • People & Society
        • Religion & Belief
      • Peristiwa
      • Politik
      • Regional
        • Sumatera Utara
          • Medan
          • Deli Serdang
          • Kabupaten Simalungun
          • Pematang Siantar
        • Bandung
        • Manado
        • Sulawesi Selatan
          • Makassar
          • Toraja
      • Nasional
      • Dunia
      • Otomotif
      • Trending
  • Bisnis
    • Finansial
    • Investasi
    • Lowongan Kerja
  • Hot
    • Anime
    • Entertain
    • K Pop
    • Seleb
    • Sinopsis
  • Jejak
  • Misteri
  • Tekno
    • Aplikasi
    • Artificial Intelligence
    • Brand
    • Game
    • Laptop
    • Smartphone
    • Tablet
  • Sports
    • Badminton
    • MotoGP
    • Berita Bola
  • Spesial
  • Sensasi
  • Flona
    • Animalia
    • Nabatah
  • Wisata
Barak ID
No Result
View All Result
Barak ID
No Result
View All Result
  • Danau Toba
  • Rotasi
  • Indeks
  • °News
  • Peristiwa
  • °Hot
  • Bisnis
  • Jejak
  • Misteri
  • Tekno
  • Sports
  • Spesial
  • Sensasi
  • Wisata & Perjalanan
Home Spesial
Hoarding disorder adalah gangguan mental yang ditandai kesulitan ekstrem dalam membuang barang, menyebabkan penumpukan berlebihan.

Hoarding disorder adalah gangguan mental yang ditandai kesulitan ekstrem dalam membuang barang, menyebabkan penumpukan berlebihan.

Hoarding Disorder: Gangguan Mental Ekstrim!

Nur Jannah Author: Nur Jannah
18 Juli 2024 | 03:14 WIB
Rubrik: Spesial

BARAK.ID – Hoarding disorder adalah kondisi kesehatan mental yang seringkali kurang dipahami oleh masyarakat umum.

Hoarding Disorder

Dikenal juga sebagai gangguan penimbunan sampah, hoarding disorder melibatkan kesulitan ekstrem dalam membuang atau melepaskan barang-barang, meskipun barang tersebut mungkin tampak tidak berharga atau tidak diperlukan.

Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, dan penanganan hoarding disorder secara mendalam, serta memberikan wawasan tentang bagaimana kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.

Baca Juga: Kode Morse: Sejarah, Cara Kerja, dan Contohnya

Apa Itu Hoarding Disorder?

Hoarding disorder adalah gangguan yang ditandai dengan kesulitan dalam membuang atau melepaskan barang-barang karena kebutuhan yang dirasakan untuk menyimpannya.

Kesulitan ini mengakibatkan penumpukan barang yang berlebihan, yang seringkali mengganggu ruang hidup dan fungsionalitas rumah seseorang.

Hoarding disorder berbeda dari koleksi biasa, karena koleksi biasanya terorganisir dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

Penyebab Hoarding Disorder

Penyebab pasti hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diketahui berkontribusi pada perkembangan gangguan ini:

  1. Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa hoarding disorder dapat memiliki komponen genetik. Individu dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan kecemasan atau hoarding disorder lebih mungkin mengembangkan kondisi ini.
  2. Pengalaman Hidup: Trauma atau peristiwa stres yang signifikan dalam kehidupan, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau kehilangan pekerjaan, dapat memicu hoarding disorder.
  3. Kondisi Kesehatan Mental Lainnya: Hoarding disorder sering terjadi bersamaan dengan gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Kondisi ini dapat memperparah gejala hoarding dan membuat pengobatan lebih kompleks.

Gejala Hoarding Disorder

Hoarding disorder memiliki beberapa gejala utama yang dapat dikenali:

  1. Kesulitan Melepaskan Barang: Individu dengan hoarding disorder merasa sangat sulit untuk membuang barang-barang, bahkan yang tampaknya tidak berguna atau tidak berharga. Mereka sering kali merasa bahwa barang tersebut akan berguna di masa depan atau memiliki nilai sentimental yang tinggi.
  2. Penimbunan Berlebihan: Orang dengan hoarding disorder cenderung mengumpulkan dan menyimpan barang-barang dalam jumlah besar. Barang-barang ini dapat mencakup surat kabar, pakaian, makanan, dan benda-benda lainnya yang tidak diperlukan.
  3. Gangguan Fungsional: Penumpukan barang-barang ini dapat mengganggu kemampuan individu untuk menggunakan ruang hidup mereka secara normal. Misalnya, dapur yang penuh sesak dengan barang-barang tidak terpakai mungkin tidak dapat digunakan untuk memasak, atau kamar tidur yang penuh dengan tumpukan barang tidak dapat digunakan untuk tidur.
  4. Distress Emosional: Mereka mungkin merasa cemas atau stres ketika harus memikirkan atau melakukan proses membuang barang. Rasa cemas ini sering kali begitu kuat sehingga mereka lebih memilih untuk tidak membuang apa pun.
  5. Masalah Sosial: Hoarding disorder dapat menyebabkan isolasi sosial karena rasa malu atau ketidakmampuan untuk mengundang orang lain ke rumah mereka. Mereka mungkin juga mengalami konflik dengan anggota keluarga yang merasa terganggu oleh penumpukan barang-barang tersebut.

Dampak Hoarding Disorder

Dampak dari hoarding disorder dapat sangat signifikan, tidak hanya bagi individu yang mengalaminya tetapi juga bagi keluarga dan orang-orang di sekitar mereka.

Beberapa dampak yang mungkin terjadi meliputi:

  1. Masalah Kesehatan dan Keselamatan: Penumpukan barang-barang dapat menciptakan kondisi yang tidak aman di dalam rumah, seperti risiko kebakaran atau jatuh akibat barang-barang yang berserakan.
  2. Kehilangan Hubungan Sosial: Isolasi sosial akibat rasa malu atau ketidakmampuan untuk mengundang orang lain ke rumah dapat menyebabkan hilangnya dukungan sosial dan memperparah kondisi mental.
  3. Masalah Finansial: Penimbunan barang-barang sering kali disertai dengan pembelian berlebihan, yang dapat menyebabkan masalah finansial.
  4. Gangguan Fungsionalitas Rumah: Ruang-ruang dalam rumah yang seharusnya berfungsi normal menjadi tidak dapat digunakan karena penuh dengan barang-barang.

Penanganan Hoarding Disorder

Mengatasi hoarding disorder memerlukan pendekatan yang holistik dan sering kali melibatkan kombinasi dari beberapa metode pengobatan.

Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan:

  1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): CBT adalah metode utama yang digunakan untuk membantu individu dengan hoarding disorder. Terapi ini membantu mereka mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku yang mendasari hoarding. Terapis bekerja bersama pasien untuk mengembangkan strategi dalam mengurangi penumpukan barang dan meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan mengenai barang-barang yang disimpan.
  2. Medikasi: Dalam beberapa kasus, obat antidepresan atau obat lain mungkin diresepkan untuk membantu mengelola gejala kecemasan atau depresi yang terkait dengan hoarding disorder. Penggunaan medikasi biasanya dikombinasikan dengan terapi psikologis untuk hasil yang lebih efektif.
  3. Dukungan Sosial: Kelompok dukungan dan intervensi oleh keluarga dan teman bisa sangat membantu dalam mendukung individu yang berjuang dengan hoarding disorder. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat memberikan motivasi tambahan dan mengurangi rasa isolasi yang sering dialami.
  4. Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan edukasi kepada individu dengan hoarding disorder dan keluarga mereka tentang kondisi ini serta cara-cara mengelolanya adalah bagian penting dari penanganan. Pelatihan dalam keterampilan organisasi dan pengambilan keputusan juga bisa sangat bermanfaat.
  5. Intervensi Lingkungan: Dalam beberapa kasus yang parah, intervensi langsung dalam bentuk pembersihan dan pengorganisasian ulang rumah mungkin diperlukan. Namun, intervensi semacam ini harus dilakukan dengan hati-hati dan biasanya melibatkan profesional yang terlatih untuk memastikan bahwa prosesnya tidak menyebabkan distress lebih lanjut bagi individu yang terkena.

Hoarding disorder adalah kondisi yang kompleks dan sering kali disalahpahami.

Gejalanya melibatkan kesulitan yang ekstrem dalam membuang barang-barang dan penimbunan barang yang berlebihan, yang mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan distress emosional.

Penyebabnya dapat bervariasi, termasuk faktor genetik, pengalaman hidup, dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Penanganan hoarding disorder memerlukan pendekatan yang komprehensif dan sering kali melibatkan terapi kognitif-perilaku, medikasi, dukungan sosial, pendidikan, dan intervensi lingkungan.

Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting dalam membantu individu yang berjuang dengan kondisi ini untuk mencapai perbaikan yang signifikan dalam kualitas hidup mereka.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hoarding disorder, kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka yang terpengaruh oleh kondisi ini dan membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih sehat dan teratur. (*)

Tags: Hoarding DisorderMentalPenimbunPenyakitSampah

Berita Terkait

Penyebab angin duduk, nyeri dada akibat aliran darah tidak mencukupi ke jantun dan masalah dengan empedu seperti batu empedu.
Spesial

Penyebab Angin Duduk, Gejala, dan Kaitannya dengan Masalah Empedu

Author: Nur Jannah
19 Juli 2024 | 03:19 WIB

BARAK.ID - Angin duduk adalah istilah yang umum digunakan dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan kondisi medis yang dikenal sebagai angina...

Read moreDetails
Linda teman vina, mengaku sering kesurupan arwah vina karena memiliki indra keenam. Ustadz faizar menyebutnya sebagai penyakit kesurupan.
Peristiwa

Linda Teman Vina Sering Kesurupan-Ngaku Punya Indra Keenam, Ustadz Faidzar: Penyakit!

Author: Rini Yosi
29 Mei 2024 | 03:12 WIB

BARAK.ID - Linda, sahabat mendiang Vina dari Cirebon, kembali mengalami kesurupan yang diduga arwah temannya tersebut. Linda Teman Vina Sering...

Read moreDetails

Berita Terbaru

Peristiwa

Polisi Ringkus Dua Perampok Operator Combine di Ogan Ilir

18 Oktober 2025 | 20:18 WIB
Bola

Manchester United Cari Kiper Baru untuk Musim 2026

24 September 2025 | 04:05 WIB
Bola

FIFA Gerah Jadi Korban Hoaks di Instagram Indonesia

24 September 2025 | 03:51 WIB
Bola

PSSI Kehilangan Suntikan APBN

24 September 2025 | 02:09 WIB
Bola

Mbappé Bisa Jadi Korban Rotasi

24 September 2025 | 01:17 WIB
Bola

PSIM Yogyakarta Terobos Papan Atas, Tim Ze Valente Masih Haus Prestasi

24 September 2025 | 01:06 WIB
Bola

Real Madrid Melaju Mulus di Awal Musim

24 September 2025 | 00:57 WIB
Bola

Messi Turut Rayakan Ousmane Dembele Raih Ballon d’Or 2025

24 September 2025 | 00:46 WIB
Peristiwa

Nilai Ijazah Ahmad Sahroni Tersorot Usai Rumahnya Dijarah Massa, Warganet: Orang Begini Lolos DPR?

31 Agustus 2025 | 03:49 WIB
Peristiwa

Gedung DPRD Makassar Hangus Dibakar Massa Saat Rapat Berlangsung

30 Agustus 2025 | 01:56 WIB
Investasi

Quotex: Platform Perdagangan Modern untuk Akses Pasar Global dan Investasi Cerdas

15 Agustus 2025 | 20:59 WIB
Investasi

Platform Perdagangan Daring yang Kian Populer di Berbagai Negara

27 Juli 2025 | 11:39 WIB
  • Media Kit
  • Pedoman
  • Privacy
  • Terms
  • Redaksi
Seedbacklink

barak id logo
PT TOP MEDIA GRUP
Jl. Bangka IX D No. VIII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
☏ +62 821-6130-2702
📧 barakdotid @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • News
    • Berita
      • People & Society
      • Peristiwa
      • Politik
      • Regional
      • Nasional
      • Dunia
      • Otomotif
      • Trending
  • Bisnis
    • Finansial
    • Investasi
    • Lowongan Kerja
  • Hot
    • Anime
    • Entertain
    • K Pop
    • Seleb
    • Sinopsis
  • Jejak
  • Misteri
  • Tekno
    • Aplikasi
    • Artificial Intelligence
    • Brand
    • Game
    • Laptop
    • Smartphone
    • Tablet
  • Sports
    • Badminton
    • MotoGP
    • Berita Bola
  • Spesial
  • Sensasi
  • Flona
    • Animalia
    • Nabatah
  • Wisata

barak id logo
PT TOP MEDIA GRUP
Jl. Bangka IX D No. VIII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
☏ +62 821-6130-2702
📧 barakdotid @ gmail.com