“Sangat mungkin,” ujar Eddy seperti dikutip Kompas.com, Rabu (9/4/2025). Menurutnya, kenaikan harga ini dipicu oleh kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat serta meningkatnya minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven.
Di sisi lain, Ekonom Universitas Paramadina sekaligus Praktisi Pasar Modal, Wijayanto Samirin, menyampaikan pandangan berbeda. Ia menilai lonjakan harga emas belum tentu mengarah pada pencapaian Rp 2 juta per gram dalam waktu dekat.
“Harga emas cenderung melonjak ketika ekonomi sedang tidak stabil, dan sebaliknya akan menurun ketika kondisi ekonomi membaik,” ungkapnya.
Dengan dinamika harga yang terus berkembang, para investor disarankan untuk mencermati berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas di masa mendatang. (*)