“Dari tiap barang, kaki tangan para bandar tipu-tipu ini mendapatkan Rp2.000 sampai Rp5.000 per barang,” jelas sumber.
Lebih mencengangkan, sumber membeberkan bahwa keuntungan tersebut belum termasuk biaya pengiriman paket melalui jasa ekspedisi.
“Dari nilai paket yang dikirimkan, kaki tangan yang berperan sebagai pengirim itu mendapatkan 10 persen dari total nilai biaya pengiriman paket, kalau ongkos kirimnya Rp40 ribu, berarti si pengirim mendapatkan upah bersih Rp4 ribu per barang. Setiap hari minimal ada 100 paket yang dikirimkan, untuk setiap kota,” bebernya.
Berita Terkait: Uang Hasil Pinjol Dipakai Untuk Judol, Begini Dampak Negatifnya!
Modus Operandi Penipuan
Kelompok penipu, berdasar informasi dari sumber kepada Barak.id, Kamis (27/2/2024), disebut memulai aksinya dengan mendapatkan alamat korban melalui oknum yang bekerja sama di situs-situs marketplace terbesar di Indonesia.
Alamat tersebut digunakan para pelaku untuk mengirimkan paket giveaway palsu kepada korban.
Setelah paket diterima, korban akan dihubungi oleh pelaku dengan dalih bahwa mereka telah menerima hadiah spesial dari program giveaway yang diadakan oleh pihak tertentu.
“Biasanya mereka mengirimkan ratusan paket setiap harinya. Alamat calon korban ditargetkan di beberapa lokasi kota dan provinsi, dan rotasi ke daerah-daerah lainnya,” ungkap sumber yang identitasnya kami rahasiakan demi keamanan.
“Para pelaku ini rutin memeriksa nomor resi dari jasa pengiriman barang, untuk dicek apakah barang sudah diterima calon korban,” lanjut sumber.
Lanjut sumber tersebut, setelah diketahui bahwa paket tersebut telah diterima calon korban, para pelaku kemudian menghubungi korban dan meminta korban untuk bergabung ke sebuah grup WhatsApp.
Di dalam grup tersebut, korban dijanjikan hadiah berupa uang tunai yang akan langsung dikirimkan ke rekening bank atau dompet digital mereka setelah menyelesaikan kuis sederhana.
Iming-Iming Hadiah Uang Tunai
Untuk menarik perhatian korban, para pelaku mengadakan kuis ringan atau misi tertentu di grup WhatsApp tersebut.
Setiap kali korban menyelesaikan kuis, mereka menerima hadiah uang tunai dalam jumlah kecil yang langsung masuk ke dompet digital atau langsung ke rekening.
“Awalnya si korban diberi hadiah kecil-kecilan, supaya mereka percaya dan berfikir bahwa ini aman,” kata sumber.
Namun, di balik kedermawanan palsu ini, pelaku mulai mengarahkan korban untuk melakukan investasi.
Mereka menjanjikan keuntungan besar hanya dengan modal awal yang kecil.
Investasi Tipu-Tipu
Ketika korban tergiur dan mulai menginvestasikan uang mereka, pelaku akan memberikan keuntungan kecil sebagai umpan.
Ini digunakan untuk membuat korban semakin percaya dan menginvestasikan uang dalam jumlah yang lebih besar.
Sayangnya, setelah uang dalam jumlah besar disetorkan, korban justru kehilangan akses ke dana mereka.
Pelaku berdalih bahwa uang tersebut digunakan untuk keperluan investasi yang lebih besar dan akan dikembalikan dalam waktu tertentu.
Namun, janji itu tidak pernah terealisasi.
“Setelah korban setor lebih banyak uang, mereka (pelaku) mulai sulit dihubungi. Korban hanya bisa berharap uangnya kembali, tapi itu tidak pernah terjadi,” tutur sumber.
Korban Terus Diperas
Ketika korban mulai menyadari bahwa mereka telah ditipu, pelaku melancarkan skema baru untuk memeras korban lebih lanjut.
Mereka mengaku akan mengembalikan seluruh uang korban dengan syarat menyetorkan dana tambahan.
Dalam kondisi putus asa, banyak korban yang akhirnya menyetorkan lebih banyak uang, berharap uang mereka kembali.
Namun, alih-alih mendapatkan uangnya kembali, korban justru kehilangan semuanya.
Imbauan Kepada Warga – Tips Menghindari Penipuan
Sumber meminta masyarakat untuk waspada terhadap modus penipuan ini.
Ia mengatakan bahwa modus penipuan dengan menggunakan giveaway atau hadiah gratis ini sedang marak terjadi.
“Pelaku memanfaatkan data pribadi korban yang diduga dibocorkan oknum-oknum IT di marketplace atau platform online lainnya. Masyarakat jangan mudah percaya dengan hadiah atau promosi yang tidak jelas asal-usulnya,” ujarnya.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk tidak menerima panggilan telpon dari nomor yang tidak dikenal setelah namanya menjadi target pengiriman paket gratis.
“Termasuk jangan memberikan informasi pribadi, seperti nomor rekening, alamat, atau data lainnya, kepada pihak yang tidak dikenal. Untuk lebih aman lagi, jangan angkat telpon dari nomor yang tidak dikenal. Biasanya pelaku akan langsung menelpon calon korbannya setelah mengetahui paket tersebut telah diterima korban.
Penipuan online terus berkembang dengan modus-modus baru yang semakin canggih.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah tergiur dengan iming-iming hadiah gratis yang tidak jelas.
Jangan sampai kebaikan palsu justru berakhir dengan kerugian besar.
Berikut adalah tips tambahan untuk menghindari penipuan paket gratis yang sedang marak terjadi:
- Verifikasi Informasi: Jika menerima paket yang tidak dipesan, segera hubungi pihak pengirim untuk memverifikasi sumbernya.
- Hindari Bergabung ke Grup Tidak Dikenal: Jangan bergabung dengan grup WhatsApp atau platform lainnya tanpa mengetahui kejelasannya.
- Laporkan Aktivitas Mencurigakan: Jika merasa menjadi korban penipuan, segera laporkan ke pihak berwenang.
- Lindungi Data Pribadi: Pastikan data pribadi Anda tidak mudah diakses oleh pihak lain, termasuk melalui marketplace.
(*)