Kasus bullying yang menimpa Vania Athabina ini semakin mengundang keprihatinan ketika diketahui bahwa awalnya, Vania enggan mengakui dan bercerita bahwa cedera mata yang dideritanya adalah akibat tindak bullying. “Bahkan awalnya Vania tidak berani mengakui dan bercerita bahwa mata bengkaknya ini adalah karena bullying,” jelas Verrell.
Baca Juga: 7 Tips Jitu Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru
Kejadian ini memicu refleksi mendalam mengenai perilaku anak-anak di sekolah. Verrell Bramasta mengajak para orang tua untuk lebih aktif dalam mendidik anak-anaknya agar menghargai dan menghormati teman-temannya. “Tolong untuk orang tua, mari kita budidayakan perilaku-perilaku yang lebih menghormati terhadap sesama, terutama ditanamkan kepada anak-anak kita,” pungkasnya.
Kasus ini kembali menegaskan urgensi untuk mengkampanyekan pentingnya pendidikan karakter dan empati di kalangan pelajar. Diperlukan kesadaran bersama, baik dari pihak sekolah, orang tua, maupun masyarakat, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif bagi setiap siswa. (*)