BARAK.ID – Komodo, atau yang lebih dikenal sebagai Komodo Dragon dalam bahasa Inggris, merupakan kadal raksasa yang menjadi ikon dari keanekaragaman hayati Indonesia.
Komodo: Naga Purba Paling Ganas dan Berbahaya dari Indonesia yang Mempesona Dunia
Hewan ini tidak hanya menarik perhatian para ilmuwan dan pecinta alam dari seluruh dunia, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi pariwisata Indonesia.
Berikut ulasan tentang Komodo, mulai dari habitat, perilaku, fisiologi, hingga ancaman yang dihadapi dalam upaya konservasi mereka.
Habitat dan Penyebaran
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hanya ditemukan di beberapa pulau di Indonesia, yaitu Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami.
Pulau-pulau ini termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo, yang didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi populasi kadal raksasa ini dan habitatnya.
Komodo hidup di berbagai jenis habitat, mulai dari hutan hujan tropis, savana, hingga daerah pesisir pantai.
Namun, mereka lebih sering ditemukan di daerah yang kering dan berbukit, dengan vegetasi yang jarang.
Kondisi ini memungkinkan mereka untuk berburu dengan efisien dan menghemat energi.
Baca Juga: Fakta Menarik Tentang Somaliland, Negara yang Tak Ada Dalam Peta Dunia
Fisiologi dan Morfologi
Komodo memiliki tubuh yang sangat besar, dengan panjang rata-rata mencapai 2-3 meter dan berat hingga 70 kilogram atau lebih.
Tubuhnya yang kekar dilapisi oleh kulit tebal berwarna abu-abu kecokelatan dengan tekstur kasar.
Kaki mereka pendek namun kuat, dilengkapi dengan cakar tajam yang digunakan untuk mencengkeram mangsa dan menggali sarang.
Kepala komodo berbentuk segitiga dengan rahang yang kuat dan gigi tajam seperti gergaji.
Gigi mereka, yang dapat mencapai 2,5 cm, terus tumbuh sepanjang hidup mereka dan sering diganti.
Salah satu ciri khas komodo adalah air liur mereka yang mengandung bakteri patogen, yang dapat menyebabkan infeksi serius pada mangsa yang terluka.
Perilaku dan Pola Makan
Komodo adalah predator puncak di ekosistem mereka, yang berarti mereka tidak memiliki pemangsa alami.
Mereka adalah pemburu oportunistik yang memakan berbagai jenis mangsa, termasuk mamalia kecil, burung, dan bahkan bangkai.
Mereka juga dikenal sebagai kanibal, di mana komodo yang lebih besar akan memangsa komodo yang lebih kecil.
Saat berburu, komodo mengandalkan kemampuan mereka untuk bersembunyi dan menyerang secara tiba-tiba.
Mereka dapat berlari dengan kecepatan hingga 20 km/jam dalam jarak pendek dan memiliki gigitan yang mematikan.
Setelah menggigit mangsa, komodo akan mengikuti dari jauh hingga mangsa tersebut mati akibat infeksi bakteri atau kehilangan darah.
Baca Juga: Panduan Lengkap Menanam dan Merawat Pohon Anggur, dari Fase Vegetatif hingga Generatif
Reproduksi dan Siklus Hidup
Komodo memiliki sistem reproduksi yang unik.
Mereka berkembang biak melalui proses ovipar, di mana betina akan bertelur hingga 30 butir dalam satu kali masa bertelur.
Telur-telur ini kemudian dikubur dalam sarang yang digali di tanah dan akan menetas setelah sekitar 8 bulan.
Salah satu aspek menarik dari komodo adalah kemampuan mereka untuk bereproduksi secara partenogenesis, yaitu proses di mana betina dapat menghasilkan keturunan tanpa pembuahan oleh jantan.
Ini memungkinkan populasi komodo tetap stabil meskipun jumlah jantan dalam suatu populasi rendah.