BARAK.ID – Demensia adalah salah satu tantangan kesehatan global yang semakin mendapat perhatian. Ini adalah kondisi yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, baik yang mengalaminya langsung maupun keluarga mereka yang merawat. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan demensia, penyebab, gejala, diagnosis, perawatan, dan dampak sosialnya.
Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Cara Menghentikan Demensia
Apa Itu Demensia?
Demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala kognitif dan fungsional yang parah, yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi sehari-hari. Meskipun demensia umumnya terkait dengan masalah memori, itu juga dapat memengaruhi aspek-aspek lain dari kognisi, seperti berpikir, berbicara, dan berorientasi. Selain itu, demensia seringkali menyebabkan perubahan perilaku dan emosi yang signifikan.
Baca Juga: Menguak Rahasia dan Peran Penting DNA dalam Kunci Forensik
Penyebab Demensia
Penyebab demensia bervariasi tergantung pada jenis demensia yang terjadi. Beberapa penyebab umum meliputi:
Penyakit Alzheimer: Ini adalah penyebab demensia yang paling umum. Alzheimer menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan mengganggu komunikasi antar sel-sel otak.
Demensia Vaskular: Penyebabnya adalah kerusakan pada pembuluh darah di otak, yang dapat menghentikan suplai darah ke area tertentu di otak.
Demensia Lewy Tubuh: Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan protein abnormal, yang disebut Lewy bodies, di otak. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti perubahan tiba-tiba dalam kesadaran dan halusinasi.
Demensia Frontotemporal: Jenis demensia ini mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian tertentu dari otak yang mengendalikan perilaku dan emosi.
Demensia dengan Tubuh Lewy: Ini adalah campuran antara penyakit Alzheimer dan demensia Lewy tubuh.
Demensia karena Penyakit Parkinson: Beberapa orang dengan penyakit Parkinson juga mengalami demensia karena kerusakan pada bagian otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan.
Gejala Demensia
Gejala demensia bervariasi, tetapi ada beberapa tanda umum yang dapat diidentifikasi. Ini termasuk:
Masalah Memori: Kesulitan mengingat informasi yang baru dipelajari atau mengulang informasi yang sama berkali-kali.
Kesulitan Berbicara dan Menulis: Mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat atau menyusun kalimat dengan benar.
Kesulitan Berpikir dan Berorientasi: Kesulitan dalam merencanakan dan menjalankan tugas-tugas sehari-hari, seperti memasak atau berbelanja. Terkadang, seseorang dengan demensia dapat tersesat di tempat yang seharusnya dikenalnya.
Perubahan Perilaku: Perubahan emosi dan perilaku, seperti mudah marah, cemas, atau depresi. Terkadang, penderita dapat menjadi kurang peduli terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
Kehilangan Kemampuan Merawat Diri: Kesulitan dalam melakukan tugas-tugas dasar seperti berpakaian, mandi, atau mengenali makanan.
Halusinasi atau Delusi: Pengalaman halusinasi (mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada) atau delusi (keyakinan yang salah atau tidak masuk akal).
Gangguan Penilaian: Kesulitan dalam membuat keputusan yang tepat atau berpikir dengan logika.
Diagnosis Demensia
Mendiagnosis demensia adalah tugas yang kompleks dan memerlukan serangkaian tes dan evaluasi medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan sejarah medis serta gejala yang dialami oleh pasien. Beberapa langkah yang dapat membantu dalam diagnosis meliputi:
Evaluasi Kognitif: Tes kognitif digunakan untuk mengukur fungsi otak, termasuk tes memori, penilaian kemampuan berbicara, dan penilaian keterampilan berpikir.
Pemeriksaan Darah: Pemeriksaan darah dapat membantu mengidentifikasi penyebab gejala demensia yang dapat diobati, seperti defisiensi vitamin atau masalah hormon.
Pemindaian Otak: Pemindaian otak, seperti MRI atau CT scan, dapat membantu mengidentifikasi perubahan fisik dalam otak yang mungkin terkait dengan demensia.