BARAK.ID – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempertahankan status Gunung Marapi di Sumatera Barat pada level II atau Waspada. Hal ini diumumkan pada Minggu, 3 Desember 2023, pukul 18.00 WIB.
Status Gunung Marapi Terkini, Jumlah Letusan, Radius Zona Larangan hingga Bau Belerang yang Menyengat
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, mengimbau masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Marapi untuk tidak melakukan kegiatan atau mendekati gunung dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak. Hendra juga menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu tidak resmi terkait erupsi Gunung Marapi.
Baca Juga: Ketinggian Semburan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Marapi Sumbar Capai 1.000 Meter
Hendra mengatakan, “Penting bagi masyarakat untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah.” Dia juga menyarankan masyarakat di daerah yang terkena dampak abu vulkanik untuk menggunakan masker saat keluar rumah, mengamankan sarana air bersih, dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik.
Koordinasi terus dilakukan antara Badan Geologi, BNPB, BPBD Sumatra Barat, BPBD Kabupaten Agam, dan BPBD Tanah Datar untuk menyampaikan informasi terkini tentang Gunung Marapi.
Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut telah menunjukkan aktivitas vulkanik sejak awal tahun 2023. Erupsi terakhir pada 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 3.000 meter di atas puncak. Erupsi ini juga disertai dengan aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur 3 kilometer.
Baca Juga: Viral Awan Berlafaz Allah Muncul Sebelum Erupsi Gunung Marapi di Sumbar, Subhanallah!
9 Kali Letusan Pada Minggu Malam
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat sembilan kali letusan sejak sore Gunung Marapi erupsi.
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, menginformasikan bahwa meskipun hanya satu letusan yang terlihat secara visual karena kondisi kabut, instrumen mereka mencatat total sembilan letusan. “Letusan susulan setelah yang pertama memiliki energi yang sangat kecil dan berangsur mengecil,” ujar Hendra.
Menurut Hendra, erupsi Gunung Marapi ini merupakan bagian dari siklus tahunan gunung berapi tersebut. Biasanya, Gunung Marapi mengalami erupsi setiap dua hingga empat tahun.
Sejarah erupsi Gunung Marapi menunjukkan bahwa gunung tersebut terakhir kali erupsi pada Februari 2023. Hendra menegaskan bahwa PVMBG tidak dapat memprediksi secara spesifik kapan erupsi akan terjadi. “Meski siklusnya dua hingga empat tahun, terkadang bisa bergeser menjadi lima hingga enam tahun. Namun, kami tidak bisa menentukan waktu spesifik bulan dan hari terjadinya erupsi,” tambahnya.
Baca Juga: 3 Wilayah Dilanda Hujan Abu Vulkanik Akibat Erupsi Gunung Marapi di Sumbar
Bau Belerang Menyengat
Erupsi Gunung Marapi menyebabkan kepanikan di kalangan warga lokal. Erupsi ini menghasilkan abu vulkanik yang mencapai pemukiman warga.
Aida (34), warga Balai Gurah di Kecamatan Ampek Angkek, Agam, menggambarkan pengalaman menakutkan tersebut melalui sambungan telepon. “Letusan disertai gempa vulkanik terdengar, dan abu vulkanik menutupi rumah kami,” kata Aida.
Menurut Aida, bau belerang juga terasa di udara dan kondisi langit menjadi seperti mendung karena tertutup abu vulkanik. Dia menjelaskan bahwa terdapat satu letusan keras yang diikuti oleh semburan abu vulkanik.
Warga setempat bereaksi cepat dengan keluar dari rumah mereka untuk menghindari kemungkinan reruntuhan bangunan. Setelah situasi dinilai cukup aman, mereka kembali ke dalam rumah untuk berlindung dari hujan abu.
“Di sini, abu vulkanik seperti pasir yang sampai ke rumah kami,” tambah Aida.
Sampai saat ini, warga masih bertahan di rumah mereka, menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah terkait evakuasi.
Baca Juga: Gunung Marapi Meletus, 70 Pendaki dalam Bahaya, Akses Pendakian Ditutup!
Akses Pendakian Ditutup
Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Dian Indriati, mengatakan sebanyak 70 pendaki terjebak di Gunung Marapi saat terjadi erupsi. Proses evakuasi oleh tim gabungan sedang berlangsung untuk mengevakuasi para pendaki tersebut.
Dian Indriati menjelaskan, dari 70 pendaki tersebut, 57 orang naik melalui jalur Batu Palano dan 13 orang melalui Koto Baru. “Para pendaki dari Koto Baru sudah turun. Sementara itu, pendaki dari jalur Batu Palano sebagian telah turun, dan sisanya masih dalam proses evakuasi,” ujar Dian.
Baca Juga: Gunung Marapi Erupsi Mendadak, 70 Pendaki Terjebak di Puncak
Pihak BKSDA Sumbar belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai adanya korban jiwa dari erupsi Gunung Marapi. Saat ini, jalur pendakian ke Gunung Marapi telah ditutup sementara.
“Gunung Marapi saat ini dalam status waspada, sehingga kami memutuskan untuk menutup semua aktivitas di Gunung Marapi, baik untuk masyarakat umum maupun pendaki,” tambah Dian. (*)