BARAK.ID – Pematang Siantar, atau seringkali disingkat Siantar, adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini memiliki letak strategis karena dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera, yang menghubungkan berbagai kota dan daerah di Pulau Sumatera.
Fakta Menarik Pematang Siantar yang Perlu Diketahui
Dengan luas wilayah mencapai 79,907 kilometer persegi, Pematang Siantar menjadi salah satu kota penting di Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 128 kilometer dari ibu kota provinsi, Medan, dan hanya sekitar 50 kilometer dari Parapat, sebuah kota yang menjadi gerbang utama menuju Danau Toba. Pada tahun 2020, populasi kota ini mencapai 268.254 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 124.533 jiwa dan perempuan sebanyak 130.784 jiwa.
Berikut adalah beberapa hal tentang Kota Pematang Siantar yang menarik dan perlu diketahui:
Sejarah Kota Siantar
Sejarah Pematang Siantar mencakup masa ketika kota ini adalah bagian dari Kerajaan di Sumatera Utara sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Pematang Siantar terletak di Pulau Holing, di mana raja terakhir yang berkuasa, Tuan Sang Naualuh Damanik, adalah keturunan dari kerajaan tersebut. Saat itu, Pulau Holing berkembang menjadi tempat tinggal penduduk yang luas, termasuk beberapa daerah seperti Kampus UI Haluan Siantar dan Pantai Kampung.
Namun, dengan kedatangan Belanda ke Sumatera Utara, kekuasaan raja-raja di daerah tersebut berakhir pada tahun 1970-an. Belanda mengambil alih kontrol dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pematang Siantar. Sejak saat itu, Pematang Siantar menjadi tujuan bagi banyak pendatang baru yang tertarik dengan perdagangan dan potensi pertumbuhan kota ini.
Asal Usul Nama Pematang Siantar
Asal usul nama “Pematang Siantar” sendiri memiliki kisah menarik. Kata “Siantar” berasal dari kata “Siattar” dalam bahasa Simalungun, yang awalnya merupakan nama sebidang tanah di Pulau Kolom. Dalam bahasa Simalungun, akhiran “an” digunakan untuk menunjukkan wilayah atau area tanah. Lama kelamaan, akhiran ini berubah menjadi awalan “si” yang digunakan untuk kata tempat dan benda. Setelah digabungkan, kata-kata ini berubah menjadi nama perkampungan.