Barak.id – Bitcoin adalah uang digital yang tidak dikendalikan oleh pemerintah atau bank mana pun. Ia lahir dari ide bahwa orang bisa saling mengirim uang lewat internet tanpa perlu perantara. Dalam waktu kurang dari dua dekade, Bitcoin berubah dari proyek kecil menjadi aset digital bernilai tinggi yang dikenal di seluruh dunia. Berikut kisah lengkapnya.
Awal Mula
Sebelum Bitcoin muncul, beberapa orang sudah mencoba membuat uang digital. Di tahun 1990-an, David Chaum menciptakan DigiCash, dan Nick Szabo mengembangkan ide Bit Gold. Tapi semua proyek itu gagal karena berbagai alasan, mulai dari kurangnya dukungan teknologi hingga tidak adanya kepercayaan dari masyarakat.
Meski begitu, ide tentang uang digital tanpa campur tangan bank terus hidup di kalangan ahli komputer dan kriptografi.
Lahirnya Bitcoin
Pada 31 Oktober 2008, seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto membagikan sebuah tulisan berjudul “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System” ke milis para pengembang perangkat lunak. Tulisan itu menjelaskan sistem uang elektronik yang bisa berjalan sendiri tanpa bank, menggunakan jaringan komputer dan kode rahasia (kriptografi).
Tak lama setelah itu, pada 3 Januari 2009, Satoshi membuat blok pertama Bitcoin. Ini menandai awal dari jaringan Bitcoin yang kita kenal sekarang.
Di dalam blok pertama ini, Satoshi menulis pesan tersembunyi dari koran The Times:
“Kanselir Inggris hampir memberikan bailout kedua untuk bank.”
Ini adalah sindiran terhadap sistem keuangan yang dianggap gagal, dan menjadi alasan utama mengapa Bitcoin diciptakan—sebagai bentuk alternatif yang lebih adil dan transparan.
Transaksi Pertama: Beli Pizza Pakai Bitcoin
Bitcoin pertama kali benar-benar digunakan untuk membeli barang pada 22 Mei 2010. Seorang programmer bernama Laszlo Hanyecz membayar 10.000 Bitcoin untuk membeli dua pizza. Saat itu, 1 Bitcoin seharga USD 1 sen, nyaris tak ada harganya.
Namun, karena itulah hari itu dikenang sebagai Bitcoin Pizza Day, momen pertama Bitcoin digunakan dalam kehidupan nyata.
Semakin Dikenal
Awalnya, Bitcoin hanya dikenal di kalangan penggemar teknologi. Tapi mulai tahun 2011, nilai Bitcoin naik sampai setara 1 dolar AS. Orang-orang mulai melirik.
Tahun 2013, harga Bitcoin naik hingga $1.000. Media mulai memberitakan soal “uang internet” ini. Tapi tak lama setelah itu, terjadi peretasan besar-besaran di bursa Bitcoin terbesar saat itu, Mt. Gox. Sekitar 850.000 BTC hilang, dan harga pun anjlok.
Meski begitu, komunitas pengguna Bitcoin makin berkembang. Orang mulai percaya bahwa Bitcoin punya masa depan, meski masih naik turun.
Bitcoin Makin Populer
Tahun 2017 adalah tahun “ledakan”. Harga Bitcoin melonjak drastis hingga hampir menyentuh $20.000 per keping. Banyak orang tergoda untuk membeli dan berharap cepat kaya.
Namun, karena banyak yang membeli hanya karena ikut-ikutan, harga pun jatuh lagi. Banyak orang yang rugi besar. Peristiwa ini disebut sebagai “musim dingin kripto” karena harga hampir semua aset kripto anjlok.
Pandemi dan Kebangkitan Bitcoin
Saat dunia dilanda COVID-19 pada tahun 2020, banyak negara mencetak uang besar-besaran untuk menyelamatkan ekonomi. Hal ini membuat orang khawatir tentang inflasi.
Bitcoin pun kembali dilirik, kali ini bukan hanya oleh individu, tapi juga perusahaan besar. Tesla, Square, dan MicroStrategy mulai membeli Bitcoin sebagai aset cadangan. Bitcoin mulai disebut sebagai “emas digital” karena nilainya dianggap bisa bertahan saat ekonomi tak menentu.
Diakui Sebagai Alat Pembayaran
Pada 2021, El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Orang bisa membeli barang dan membayar pajak dengan Bitcoin di sana.
Tapi langkah ini juga menuai kontroversi. Beberapa lembaga keuangan internasional khawatir, karena nilai Bitcoin yang sangat fluktuatif bisa membuat ekonomi negara tidak stabil.
Tahun 2022 dan 2023 menjadi masa sulit bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya. Banyak proyek gagal, perusahaan kripto bangkrut, dan harga Bitcoin pun turun drastis.
Yang paling menggemparkan adalah kebangkrutan perusahaan besar seperti FTX, yang dulunya sangat dihormati di dunia kripto. Kejadian ini membuat pemerintah di berbagai negara mulai serius mengatur dan mengawasi pasar kripto agar lebih aman bagi masyarakat.
Masa Depan Bitcoin
Hingga pertengahan 2025, Bitcoin tetap eksis. Harga memang naik-turun, tapi banyak orang yang masih percaya bahwa Bitcoin adalah aset masa depan.
Teknologi baru seperti Lightning Network memungkinkan Bitcoin digunakan untuk transaksi kecil dengan biaya sangat rendah dan cepat. Selain itu, beberapa negara mulai mengizinkan produk investasi berbasis Bitcoin seperti ETF.
Namun, tantangan tetap ada. Penggunaan energi yang tinggi dalam proses penambangan, serta belum meratanya pemahaman masyarakat tentang Bitcoin, jadi masalah yang masih perlu diselesaikan.
Makna Bitcoin Bagi Dunia
Bitcoin bukan sekadar mata uang digital. Ia adalah simbol perubahan. Bitcoin menunjukkan bahwa uang bisa diciptakan tanpa campur tangan pemerintah, dan orang bisa saling percaya lewat teknologi.
Meski masih banyak pro dan kontra, satu hal jelas: Bitcoin telah mengubah cara dunia memandang uang, teknologi, dan kebebasan finansial. (*)