BARAK.ID – Danau Toba, menjadi saksi kegelisahan para nelayan akibat invasi ikan ‘red devil’ atau Amphilophus labiatus. Para nelayan lokal yang menggantungkan hidupnya di danau terbesar di dunia ini, kini mengalami dampak langsung dari fenomena invasi ikan iblis merah ini. Tak lagi seperti dulu yang berisi ikan-ikan endemik, perangkap para nelayan kini dipenuhi oleh ikan predator berwarna oranye mencolok ini.
Jejak Ikan Iblis Merah di Danau Toba dan Bagaimana Invasi Mematikan Red Devil Predator Ini Mengancam Nelayan
Kedatangan red devil di perairan Danau Toba menjadi perhatian serius. Ikan ini dikenal sebagai spesies invasif yang agresif, mengancam keberlangsungan ikan penghuni asli Danau Toba dan merusak keseimbangan ekosistem. Ikan red devil atau iblis merah, berkembang biak dengan cepat. Layaknya predator yang mengancam, ikan ini menyantap habis ikan-ikan kecil dan telur spesies ikan lain, yang mengakibatkan kerusakan ekologis dan penurunan populasi ikan asli.
Ikan ini dengan mudah menemukan jalan masuk ke dalam perangkap-perangkap nelayan, menunjukkan kemampuan adaptasinya yang luar biasa, dan membuat ikan asli Danau Toba seperti nila dan mujair semakin sulit untuk berkembang biak.
Dampak ekonomi dari serbuan red devil ini juga sangat terasa bagi para nelayan yang menghadapi penurunan pendapatan yang signifikan. Harga jual ikan red devil di pasar sangat rendah, dan hanya ikan berukuran besar yang memiliki nilai ekonomi. Daging ikan ini juga kurang diminati konsumen karena rasanya tidak sebanding dengan ikan lain dan hanya enak dikonsumsi saat masih panas, sementara di Parapat, Simalungun, daging ikan ini sering hanya digunakan sebagai pakan ternak.
Selain mengancam ikan endemik, keberadaan red devil juga berdampak pada populasi lobster di danau. Pemerintah daerah masih berusaha mencari solusi yang efektif untuk mengendalikan populasi ikan iblis merah, terutama dalam upaya menjaga Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas.
Pengendalian populasi red devil menjadi urgensi yang tidak dapat ditunda demi menjaga keanekaragaman hayati di Danau Toba. Invasi ikan red devil di Danau Toba kini menjadi tantangan besar, membutuhkan solusi efektif dan berkelanjutan untuk mengendalikan populasi ikan ini dan melindungi keanekaragaman hayati serta kehidupan ekonomi para nelayan dan masyarakat sekitar. (*)