BARAK.ID – Pada bulan Juli 2020, Kaldera Toba resmi ditetapkan sebagai Global Geopark.
Berapa Kali Gunung Toba Meletus? Begini Sejarah dan Dampaknya yang Mahadahsyat!
Kaldera ini terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Toba sekitar 74.000 tahun lalu, salah satu letusan gunung berapi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.
Gunung Toba telah mengalami tiga kali letusan super, dengan yang terakhir terjadi 74.000 tahun lalu.
Letusan ini dikenal sebagai salah satu super eruption terbesar yang pernah ada, yang mengakibatkan lebih dari setengah permukaan bumi tertutup abu vulkanik selama bertahun-tahun.
Jejak abu ini ditemukan di berbagai belahan dunia, bahkan sampai di India dengan ketebalan hingga 12 sentimeter.
Baca Juga: Asal Usul Istilah ‘Anak Kolong’, Viral di Media Sosial, Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda
Pengaruh Letusan terhadap Iklim dan Kehidupan
Letusan Gunung Toba yang dahsyat ini menyebabkan perubahan iklim yang signifikan.
Abu vulkanik yang menyelimuti bumi menghalangi sinar matahari, menyebabkan penurunan suhu global.
Fenomena ini dikenal sebagai “musim dingin vulkanik”, yang berdampak pada kegagalan panen di berbagai wilayah dan memicu kelaparan massal serta kematian.
Craig Alan Chesner, pakar kaldera dari Eastern Illinois University, telah melakukan penelitian intensif tentang letusan Toba.
Menurutnya, letusan 74.000 tahun lalu adalah peristiwa yang masih tergolong muda dalam konteks geologi.
Penelitian bathymetric yang dilakukan Chesner pada tahun 2005 dan 2008 menggunakan metode single-beam sonar untuk mengukur kedalaman Danau Toba, yang bervariasi antara 50 hingga 500 meter.
Baca Juga: Mantan Penjaga Meja Membongkar Skema Curang Slot Online: Pemain Tidak Dibiarkan Menang!
Sejarah Letusan Gunung Toba
Letusan pertama Gunung Toba terjadi sekitar 800.000 tahun lalu, membentuk kaldera di bagian selatan Danau Toba yang meliputi daerah Prapat dan Porsea.
Letusan kedua, yang terjadi sekitar 500.000 tahun lalu, membentuk kaldera di sisi utara danau, tepatnya di daerah antara Silalahi dan Haranggaol.
Letusan ketiga dan terbesar terjadi 74.000 tahun silam, menghasilkan Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Letusan ini menarik perhatian global karena dampaknya yang luar biasa terhadap iklim dan ekosistem bumi.
Baca Juga: Berapa Tinggi Gunung Toba Dulu? Begini Dampak Letusannya Sebelum Danau Toba Terbentuk
Dapur Magma di Bawah Toba
Keberadaan dua dapur magma di bawah Kaldera Toba, seperti yang ditemukan oleh kolaborasi peneliti dari German Center for Geosciences (GFZ), LIPI, dan BMKG pada 2010, memperlihatkan kompleksitas vulkanik gunung ini.
Volume magma diperkirakan mencapai 34.000 kilometer kubik, menunjukkan betapa besar letusan yang pernah terjadi.
Penelitian Craig Chesner pada 1991 juga menemukan bahwa magma di Toba masih aktif, terbukti dengan adanya air panas di sisi barat Danau Toba.
Namun, para ahli kaldera sepakat bahwa kemungkinan letusan dahsyat serupa tidak akan terjadi dalam waktu dekat, mengingat interval waktu antar letusan yang mencapai ratusan ribu tahun.
Baca Juga: 7 Hal yang Tidak Bisa Dilakukan Semut Meskipun Hidup Berkoloni, Sudah Tahu?
Mengungkap Letusan Gunung Toba
Penelitian mengenai letusan Toba masih terus dilakukan, mengingat banyaknya warisan geologis yang masih bisa ditemukan.