BARAK.ID – Sejak pertengahan Oktober 2023, China mendadak menjadi pusat perhatian global karena lonjakan dramatis kasus pneumonia. Kejadian ini pertama kali terdeteksi oleh Badan Internasional untuk Penyakit Menular, yang melaporkan adanya sejumlah anak di Beijing dan Liaoning utara yang tiba-tiba dirawat dengan gejala penyakit pernapasan misterius, mirip pneumonia.
China Dilanda Lonjakan Kasus Pneumonia yang Disebabkan Bakteri Mycoplasma
Kekhawatiran muncul di tengah masyarakat tentang kemungkinan Mycoplasma sebagai biang keladi pneumonia ini. Munculnya pertanyaan besar, apakah benar bakteri ini yang menjadi agen penyebab penyakit pneumonia yang kian meluas di China? Ini menjadi pertanyaan yang memicu kekhawatiran dan penelitian lebih lanjut di kalangan medis dan publik.
Baca Juga: China Hancurkan Ratusan Masjid, Upaya “Membasmi” Agama Minoritas
Dalam dunia mikrobiologi, Mycoplasma menduduki posisi yang unik. Termasuk dalam kelas Mollicutes, mereka adalah jenis bakteri yang tidak memiliki dinding sel, sebuah ciri yang membedakan mereka dari mayoritas bakteri lain. Ukuran Mycoplasma juga menarik perhatian karena sangat kecil jika dibandingkan dengan bakteri biasa.
Fakta menarik lainnya adalah resistensi mereka terhadap berbagai antibiotik. Sebagian besar antibiotik bekerja dengan menyerang dinding sel bakteri, namun karena Mycoplasma tidak memiliki struktur ini, mereka secara inheren resisten terhadap jenis-jenis antibiotik tersebut. Fenomena ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini.
Teridentifikasi pertama kali pada tahun 1898, Mycoplasma adalah organisme mikroskopis yang telah lama diketahui sebagai parasit yang menginfeksi hewan. Namun, pengetahuan tentang Mycoplasma berkembang, dan kini diketahui bahwa bakteri ini juga dapat memengaruhi manusia dengan berbagai cara.
Baca Juga: Laporan UNICEF Mengungkap Realitas Getir Jutaan Anak Mengungsi Akibat Perubahan Iklim
Mycoplasma memiliki kemampuan untuk menginfeksi berbagai area dalam tubuh, termasuk paru-paru, kulit, dan saluran kemih. Variasi gejala dan infeksi yang ditimbulkannya sangat tergantung pada jenis spesifik dari Mycoplasma yang menjadi penyebab. Dengan sifatnya yang serbaguna dan adaptif, Mycoplasma menjadi topik penting dalam penelitian medis, khususnya dalam memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan inangnya dan menyebabkan penyakit.
Dunia bakteri Mycoplasma menawarkan sebuah spektrum yang luas, dengan sekitar 200 jenis yang berbeda. Meskipun tidak semua jenisnya berbahaya, ada spesies tertentu yang menimbulkan perhatian serius, seperti Mycoplasma Pneumonia.
Spesies ini dikenal sebagai penyebab infeksi paru-paru. Menariknya, sekitar sepertiga dari kasus infeksi ini menghasilkan bentuk pneumonia atipikal, yang sering disebut sebagai ‘pneumonia berjalan’, karena gejalanya yang relatif ringan namun tetap serius.
Khususnya pada anak-anak, Mycoplasma Pneumonia seringkali menyebabkan trakeobronkitis, suatu kondisi peradangan pada saluran pernapasan. Mekanisme penularannya juga cukup sederhana namun efektif: ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, tetesan yang mengandung bakteri ini dapat menyebar ke udara dan menginfeksi orang lain.
Baca Juga: Taktik Perang Hamas Bikin Tentara Israel Tembaki Teman Sendiri Karena Stres dan Panik!
Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya mengenali dan memahami berbagai aspek Mycoplasma, baik sebagai mikroorganisme yang menguntungkan maupun yang berpotensi merugikan.
Dalam dunia medis, telah terbukti secara klinis bahwa sebagian besar infeksi Mycoplasma Pneumonia pada manusia tidak berujung pada pneumonia. Fenomena ini menambah dimensi baru dalam pemahaman kita terhadap bakteri ini.
Menariknya, gejala yang ditimbulkan oleh Mycoplasma Pneumonia juga menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan gejala pneumonia konvensional. Meskipun mungkin tampak serupa pada awalnya, infeksi oleh bakteri ini cenderung menghasilkan gejala yang lebih ringan. Hal ini membuka jalan bagi pendekatan diagnostik dan terapeutik yang lebih nuansa dalam menangani infeksi Mycoplasma Pneumonia. (*)