BANGKOK, BARAK.ID – Perekonomian Thailand mengalami perlambatan signifikan pada kuartal ketiga tahun 2023. Analis ekonomi memperkirakan tren penurunan ini akan berlanjut, memberikan tantangan lebih lanjut bagi pemulihan ekonomi Thailand.
Perekonomian Thailand Terjun Bebas, Masa Depan Baht Terseret
Data terbaru menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand hanya tumbuh sebesar 1,5 persen secara tahunan hingga akhir September 2023. Angka ini jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan sebesar 2,4 persen. Bahkan, pertumbuhan ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya, yaitu kuartal kedua 2023, yang mencapai 1,8 persen secara tahunan.
Ekonom Bank DBS, Chua Han Teng, menjelaskan bahwa hasil ini menunjukkan perekonomian Thailand mengalami pelemahan dalam dua kuartal berturut-turut. “Belanja publik, persediaan, dan ekspor barang melambat, meskipun konsumsi swasta dan pariwisata menguat,” katanya.
Chua Han Teng juga mencatat bahwa ruang untuk belanja publik semakin menyempit, terutama akibat kebijakan populis yang telah diterapkan.
Sebagai catatan tambahan, Srettha Thavisin terpilih sebagai perdana menteri Thailand pada akhir September 2023 setelah berbulan-bulan ketidakpastian politik dan volatilitas pasar saham. Namun, para ekonom memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi jangka panjang masih akan menjadi tantangan besar.
Analis dari Bank of America Global Research juga mencatat bahwa lemahnya PDB dari sisi produksi selama beberapa kuartal berturut-turut menunjukkan bahwa ekonomi Thailand lebih rapuh daripada yang diindikasikan oleh sentimen pasar, meskipun ada pertumbuhan konsumsi yang kuat.
“Mengantisipasi dampak yang lebih signifikan dari pengetatan kebijakan moneter di masa mendatang,” demikian tulis analisis tersebut.