JAKARTA, BARAK.ID – Pada saat kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin mencuat beberapa tahun yang lalu, banyak tudingan dialamatkan kepada Jessica Wongso. Kasus tersebut tetap menjadi bahan pembicaraan publik, khususnya ketika pembuktian di pengadilan belum sepenuhnya menguatkan tuduhan terhadap Jessica.
Kasus Kopi Sianida
Meskipun Jessica Wongso diduga kuat berada di dekat gelas berisi kopi sianida sebelum Wayan Mirna Salihin meninggal, ia telah beberapa kali menegaskan bahwa ia bukanlah pelakunya. Wongso mempertanyakan bukti kuat yang menghubungkan dirinya dengan pembunuhan yang terjadi.
Namun, cerita ini mengambil giliran tak terduga saat sebuah video yang menampilkan Edi Darmawan Salihin, terkait dengan kasus ini, mulai beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, Edi secara terang-terangan mengaku memiliki botol yang berisi racun sianida. “Saya ada botolnya tuh yang dia pakai (ngeracun), keliatan mirip,” klaim Edi dalam video tersebut.
Klaim tersebut, tentu saja, menciptakan gelombang kehebohan di media sosial, mengingat sianida merupakan elemen kunci dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Namun, dalam sebuah twist, saat Edi ditanya lebih lanjut mengenai klaimnya, dia dengan cepat meralat pernyataannya. Menurut Edi, botol yang dimilikinya adalah botol kecil yang digunakan sebagai sampel parfum, bukan botol racun.
“Ya, enggak saya menduga botol ini. Kecil jadi sampel daripada parfum,” kata edi, Rabu (4/10/2023).
Namun, pemerhati dan pengikut kasus ini dengan cepat merespons, dengan banyak yang menuding Edi melakukan “keceplosan” dalam pernyataannya. Dalam sebuah wawancara berikutnya, Edi mencoba meredakan spekulasi dengan menyatakan bahwa dia hanya berspekulasi mengenai botol dan kandungannya.
Sebagai tambahan, Edi mengklaim bahwa dia memiliki kemampuan untuk menebak dengan tepat. Menurutnya, dia pernah dengan benar menebak jumlah racun dalam kopi sianida yang mematikan Wayan Mirna Salihin. “Eh, biasa insting saya jarang meleset ya. Ini bukan dukun, tapi saya tebak aja,” ungkap Edi, mencoba menjelaskan intuisinya.
Klaim dan pernyataan dari Edi Darmawan Salihin memberikan dimensi baru dalam kasus kopi sianida yang telah lama berlarut. Meskipun belum ada bukti konkret yang menghubungkan Edi dengan kasus tersebut, pengakuannya, meskipun segera ditarik kembali, telah menambahkan lapisan misteri tambahan dalam narasi yang sudah rumit. (*)