BARAK.ID – Fenomena “lonely deaths” atau “kodokushi” menjadi perhatian serius di berbagai negara, terutama di Jepang, yang dikenal memiliki populasi lansia yang sangat tinggi.
Lonely Deaths: Fenomena Kematian Kesepian
Istilah kodokushi secara harfiah berarti “kematian kesepian” dan merujuk pada situasi di mana seseorang meninggal sendirian dan jenazahnya baru ditemukan setelah beberapa waktu yang lama.
Fenomena ini mengungkapkan sisi gelap dari modernitas, urbanisasi, dan perubahan struktur sosial yang membawa dampak besar pada kehidupan manusia.
Baca Juga: Kesepian Bisa Bikin Cepat Mati
Latar Belakang Fenomena Kodokushi
Kodokushi pertama kali mendapatkan perhatian luas pada akhir 1980-an dan awal 1990-an di Jepang, ketika kasus-kasus lansia yang meninggal sendirian mulai banyak dilaporkan.
Pada tahun 2000-an, fenomena ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi lansia yang hidup sendiri.
Di Jepang, lebih dari 30% penduduknya berusia di atas 65 tahun, menjadikan negara ini sebagai salah satu negara dengan populasi lansia tertinggi di dunia.
Fenomena kodokushi tidak terbatas hanya pada Jepang. Negara-negara maju lainnya dengan populasi lansia yang besar, seperti Korea Selatan, Jerman, dan Amerika Serikat, juga menghadapi masalah serupa.
Meskipun istilah yang digunakan berbeda, esensi dari masalah ini tetap sama: orang-orang meninggal dalam kesendirian, tanpa ada yang menyadari atau mengetahui keberadaan mereka.
Faktor-faktor Penyebab Kodokushi
- Penuaan Populasi
Penuaan populasi adalah faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kasus kodokushi.
Semakin banyak orang yang hidup lebih lama, tetapi tidak semua orang tua memiliki dukungan keluarga yang memadai.
Banyak lansia yang memilih atau terpaksa hidup sendiri, tanpa anak atau kerabat dekat yang dapat merawat mereka.
- Isolasi Sosial
Isolasi sosial merupakan faktor krusial dalam kodokushi. Orang yang terisolasi secara sosial cenderung tidak memiliki interaksi rutin dengan orang lain.
Mereka mungkin tidak memiliki teman dekat atau keluarga yang dapat mengunjungi mereka secara teratur.
Kurangnya interaksi sosial ini dapat menyebabkan perasaan kesepian yang mendalam dan, dalam kasus yang ekstrem, kematian tanpa diketahui oleh orang lain.
- Perubahan Struktur Keluarga
Perubahan dalam struktur keluarga tradisional juga berkontribusi pada kodokushi.
Dulu, keluarga besar yang tinggal bersama adalah hal yang umum.
Namun, dengan perubahan gaya hidup dan peningkatan mobilitas, lebih banyak orang muda pindah ke kota besar untuk bekerja, meninggalkan orang tua mereka di pedesaan atau di kota lain.
Akibatnya, banyak lansia yang hidup sendiri tanpa dukungan keluarga.
- Urbanisasi
Urbanisasi membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial.
Kehidupan di kota besar seringkali lebih individualistik dan kurang komunitas.
Orang-orang cenderung sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, sehingga kurang memperhatikan tetangga atau komunitas sekitarnya.
Ini memperburuk isolasi sosial, terutama bagi lansia yang tinggal sendiri.
Dampak Psikologis dan Sosial
Kodokushi tidak hanya berdampak pada individu yang meninggal, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.