BARAK.ID – Gunung Toba, sebuah nama yang tak asing lagi bagi para ilmuwan dan pecinta geologi, merupakan sebuah gunung berapi supervulkan purba yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Berapa Tinggi Gunung Toba Dulu? Begini Dampak Letusannya Sebelum Danau Toba Terbentuk
Letusan terakhirnya, yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu, menghasilkan kaldera berukuran besar yang kemudian menjadi lokasi Danau Toba, salah satu danau terbesar di dunia.
Dengan panjang mencapai 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, Danau Toba dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung, menggambarkan skala kekuatan alam yang luar biasa dari Gunung Toba.
Melalui penemuan-penemuan dan penelitian ilmiah yang terus berkembang, kita semakin memahami kompleksitas dan sejarah geologis yang menyertai gunung berapi ini.
Dikutip Barak.id dari Wikipedia, Sabtu (27/4/2024), ketinggian Gunung Toba adalah 905 meter, sedangkan sejarahnya pada tahun 1939, seorang geolog Belanda bernama van Bemmelen menyampaikan laporan penting yang mengubah pemahaman tentang Gunung Toba.
Melalui penelitiannya, van Bemmelen menemukan bahwa batuan-batuan Toba yang ditemukan di sekitar Danau Toba memiliki kesamaan dengan debu riolit yang ditemukan jauh di Malaysia hingga India Tengah.
Baca Juga: Lorem Ipsum Dolor Sit Amet: Asal-usul, Arti dan Contoh Penggunaannya
Temuan ini menunjukkan bukti kuat bahwa Gunung Toba bukan hanya sekadar gunung berapi biasa, melainkan merupakan gunung berapi supervulkan.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan para peneliti mengenai jumlah letusan yang terjadi, kesepakatan umum adalah bahwa letusan besar-besaran terjadi dengan jarak waktu yang cukup signifikan, membentuk kompleksitas yang menarik dalam sejarah geologis Gunung Toba.
Jejak-jejak dari letusan besar Gunung Toba juga ditemukan jauh di luar wilayah Sumatera Utara.
Beberapa ahli kelautan melaporkan penemuan batuan Toba di Samudra Hindia dan Teluk Benggala, memberikan bukti akan dampak yang luas dari letusan gunung ini.
Para peneliti awal, seperti Vestappen, Yokoyama, dan Nishimura, mengemukakan dugaan bahwa kaldera Toba terbentuk melalui beberapa kali letusan besar.
Namun, penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Knight, Chesner, dan Rose memberikan pandangan yang lebih rinci, menyatakan bahwa kaldera Toba tercipta melalui tiga letusan raksasa.
Studi terbaru bahkan mengungkapkan bahwa kompleks kaldera ini terbentuk melalui serangkaian empat letusan besar penghasil ignimbrit Pleistosen.
Baca Juga: Alasan Kepiting Batu Jadi Analogi Manusia Pelit, Kikir dan Serakah
Semua temuan ini mengilustrasikan kompleksitas dan skala letusan yang terjadi di Gunung Toba selama berjuta-juta tahun.