PEMATANG SIANTAR, BARAK.ID – Universitas HKBP Nommensen, Pematang Siantar, Jumat (15/9/2023) menyelenggarakan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2023/2024. Aula kampus yang terletak di Jalan Sangnaualuh Damanik dipenuhi oleh sekitar 732 mahasiswa dari tiga fakultas yang siap mengarungi dunia perkuliahan.
Wali Kota Pematang Siantar, dr. Susanti Dewayani SpA, diwakili oleh Asisten Administrasi Umum, Drs. Pardamean Silaen MSi, menjadi salah satu pembicara utama. Menyampaikan pesan kunci bahwa menjadi mahasiswa merupakan sebuah transisi signifikan dalam hidup seseorang. “Maha berarti ‘paling besar’ dan Siswa menunjukkan seseorang dalam jenjang belajar, sehingga mahasiswa menggambarkan seseorang yang berada dalam pencapaian tinggi dalam pendidikan,” tutur Drs. Pardamean.
Universitas HKBP Nommensen Gelar PKKMB Bertema Bertumbuh dan Berbudaya
Tidak hanya sebagai tempat pendidikan formal, universitas menjadi tempat bagi mahasiswa untuk bertumbuh dan berkembang, baik dari sisi pribadi, intelektual, maupun budaya. Adapun adaptasi menjadi mahasiswa mengharuskan kesiapan mental dan emosi.
Membahas visi ‘Indonesia Emas 2045’, dr Susanti melalui wakilnya menegaskan pentingnya mahasiswa untuk senantiasa mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki daya saing yang handal. Mengingat peran vital generasi muda dalam menciptakan masa depan bangsa, Pemerintah Kota Pematang Siantar berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Universitas HKBP Nommensen dalam berbagai inisiatif pembangunan.
Dr. Hilman Pardede, mewakili Pengurus Yayasan, menyoroti pentingnya mahasiswa untuk beradaptasi dengan perkembangan ekonomi global. Ia menegaskan, “Tantangan masa kini membutuhkan mahasiswa yang mampu bekerja keras dan cerdas.”
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas HKBP Nommensen, Dr. Muktar Panjaitan, memberikan sambutan hangat kepada mahasiswa baru. “Kalian adalah penerus yang akan menggali ilmu di sini,” ucapnya.
Ia menekankan pentingnya mengenal budaya kampus serta menjauhkan diri dari narkoba, hoaks, dan isu-isu radikal yang dapat mengganggu kohesi sosial.